Lailatul Qadar Adalah :: Pengertian Lailatul Qadar

Monday, August 20, 2012





Lailatul Qadar Adalah - Pengertian Lailatul Qadar - Lailatul Qadar adalah malam yang terbaik dalam
setahun dan penuh dengan rahmat. Orang yang berbahagia adalah orang yang
dimudahkan oleh Allah dan bersungguh-sungguh dalam beramal saleh di
malam itu. Hal itu dikarenakan semua amalan di malam itu pahala dan
nilainya tidak sama seperti amalan yang dikerjakan di malam-malam
lainnya.






Lailatul qadr adalah malam Al-Qur`an diturunkan dan Allah Ta’ala
telah menyifatinya sebagai malam yang diberkahi, dan itu menunjukkan
keutamaan dan keagungannya. Allah Ta’ala berfirman:
إنا أنزلناه في ليلة القدر
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur`an) pada lailatul qadr.” (QS. Al-Qadr: 1)
Allah Ta’ala juga berfirman:
إنا أنزلناه في ليلةٍ مباركة
“Sesungguhnya kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhan: 1)

Lailatul
qadr terdapat di dalam bulan ramadhan, karena Al-Qur`an diturunkan di
dalam bulan ramadhan. Sebagaimana pada firman Allah Ta’ala:
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن
“Bulan ramadhan adalah bulan yang Al-Qur`an diturunkan padanya.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Di
antara keutamaan lailatul qadr adalah bahwa setiap amalan di dalamnya,
pahala dan ganjarannya lebih baik daripada 1000 bulan yang tidak
terdapat lailatul qadr. Allah Azza wa Jalla berfirman:
ليلة القدر خير من ألف شهر
“Lailatul qadr lebih baik daripada 1000 bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)

1000 bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan, dan Allah menyatakan bahwa
amalan dalam lailatul qadr tidak setara dengannya akan tetapi lebih baik
dan lebih banyak daripada itu. Allah juga tidak menyebutkan berapa kali
lipat baiknya, bisa jadi lebih baik satu kali lipat, bisa jadi dua kali
lipat, bisa jadi tiga kali lipat, dan seterusnya sesuai dengan kehendak
Allah Ta’ala. Subhanallah.

Di
antara keutamaan lailatul qadr, sangat banyak para malaikat yang turun
di malam itu, karena banyaknya berkah di malam itu. Dan yang dimaksud
dengan malaikat di sini adalah malaikat rahmat, sehingga mereka turun
dengan membawa rahmat, kebaikan, dan keselamatan bagi siapa saja yang
beramal saleh di malam itu. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang
lailatul qodar:
إِنَّهَا لَيْلَةُ سَابِعَةٍ أَوْ تَاسِعَةٍ
وَعِشْرِينَ إِنَّ الْمَلَائِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فِي الْأَرْضِ
أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى
“Sesungguhnya dia itu adalah malam
ketujuh atau dua puluh sembilan. Sesungguhnya pada malam itu jumlah
malaikat di bumi lebih banyak daripada jumlah pasir.” (HR. Ahmad no.
10316)

Di antara keutamaan lailatul qadr adalah bahwa pada malam
itu sama sekali tidak ada kejelekan sampai terbitnya fajar. Allah
Ta’ala berfirman:
سلام هي حتى مطلع الفجر
“Dia adalah keselamatan sampai terbitnya fajar.” (QS. Al-Qadr: 5)

Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa sebab tidak adanya
kejelekan di malam itu adalah karena setan-setan tidak ada yang keluar
di malam itu. Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ
فِي الْعَشْرِ الْبَوَاقِي مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ
فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ تِسْعٍ أَوْ سَبْعٍ أَوْ
خَامِسَةٍ أَوْ ثَالِثَةٍ أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ. إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ
الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا
سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لَا بَرْدَ فِيهَا وَلَا حَرَّ وَلَا يَحِلُّ
لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا
أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ
مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلَا يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ
يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
“Lailatul qadar terjadi pada sepuluh
malam terakhir, barangsiapa bangun di malam-malam itu dengan dorongan
mencari pahalanya, Allah Tabaaroka wa Ta’ala mengampuni dosanya yang
terdahulu dan yang berikutnya, ia terjadi pada malam ganjil; kesembilan,
ketujuh, kelima, ketiga atau malam terakhir. Tanda-tanda lailatul qadar
adalah malamnya yang terang seperti ada rembulan terbit, tenang, sunyi,
tidak dingin, tidak panas, dan tidak dihalalkan bagi bintang-binatang
untuk dilemparkan di malam itu hingga pagi. Dan di antara tanda-tandanya
adalah di pagi harinya matahari terbit merata, pancaran cahayanya tidak
menyilaukan, cahanya seperti bulan, dan tidak halal bagi setan untuk
keluar di saat itu.” (HR. Ahmad no. 21702)

Di antara keutamaan
lailatul qadr, di dalamnya ditetapkan takdir untuk tahun itu sampai
tahun depannya, yang diistilahkan dengan nama at-taqdir as-sanawi
(takdir tahunan). Allah Ta’ala berfirman:
فيها يفرق كل أمر حكيم
“Pada malam itu dipecah setiap urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhan: 4)

Sebagian ulama salaf menyatakan bahwa pada malam itu ditakdirkan siapa
yang meninggal pada tahun itu, siapa yang naik haji pada tahun itu, dan
seterusnya dari masalah umur dan rezki. Karenanya disyariatkan untuk
memperbanyak doa kebaikan pada malam itu, karena tidak ada yang bisa
memperbaiki takdir kecuali doa. Dari Aisyah radhiallahu anha dia
berkata: Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul
qadr, maka apakah yang aku ucapkan padanya?” Beliau menjawab:
قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Berdoalah dengan: ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIMUN TUHIBBUL ‘AFWA
FA’FU ‘ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan
Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku).”
(HR. At-Tirmizi no. 3435 dan dia berkata, “Ini adalah hadits hasan
shahih.”)

Di antara keutamaan lailatul qadr adalah siapa saja
yang shalat lail (tarawih) di malam itu atas dorongan keimanan dan
mengharap pahala, maka semua dosanya yang telah lalu akan Allah ampuni.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam beliau bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ
رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang shalat pada lailatul qadar karena iman
kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni
dosa-dosa yang telah dikerjakannya. Dan barangsiapa yang berpuasa
ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya
dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya”. (HR.
Al-Bukhari no. 1768 dan Muslim no. 1268)

Adapun kapan lailatul qadr, maka dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari ramadhan.” (HR. Al-Bukhari no. 1878)
Hal ini juga didukung oleh hadits Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu di atas.

Dari 10 hari terakhir ini, yang paling berpotensi menjadi lailatul qadr
adalah malam ganjil pada 7 malam terakhir. Dari Ibnu’Umar radhiallahu
‘anhuma dia berkata bahwa ada beberapa orang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yang menyaksilan lailatul qadar terjadi di dalam mimpi
mereka pada tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata:
أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ
الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ
الْأَوَاخِرِ
“Aku lihat mimpi-mimpi kalian tentang lailatul qadar
semuanya sama menunjukkan pada tujuh malam terakhir. Karenanya siapa
saja yang mau mencarinya, maka hendaklah dia mencarinya pada tujuh malam
terakhir”. (HR. Al-Bukhari no. 1876 dan Muslim no. 1985)
Kemudian
dari 7 hari terakhir ini, yang paling berpotensi menjadi lailatul qadr
adalah malam 2 malam ganjil terakhir. Hal ini sebagaimana dalam hadits
Abu Hurairah riwayat Ahmad di atas.
Kemudian dari kedua malam ini,
yang paling berpotensi adalah malam 27 ramadhan. Dari Ubay bin Ka’ab
radhiallahu ‘anhu dia berkata tentang malam lailatul qadr:
وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَعْلَمُهَا هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ
وَعِشْرِينَ
“Demi Allah, saya benar-benar mengetahuinya. Di adalah
suatu malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan
kami untuk menunaikan shalat padanya. Tepatnya malam itu adalah malam
ke-27.” (HR. Muslim no. 2000)




Semoga kita semua adalah orang-orang yang beruntung yang bisa mendapat malam Lailatul Qadar ini. aamiin

0 comments:

Post a Comment